MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA REALISTIK
Kemampuan berpikir aljabar merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa pada setiap tingkat pendidikan, khususnya pada tingkat sekolah menengah atas. Dengan mengetahui kemampuan berpikir aljabar siswa secara tidak langsung kita juga dapat mengetahui bahwa siswa mampu memahami dan mampu menggunakan aljabar pada materi yang membutuhkan keterampilan penggunaan aljabar seperti fungsi eksponen, fungsi logaritma, fungsi trigonometri dan sebagainya.
Pembelajaran matematika realistik pada
dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik
untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan
pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud
dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau
dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan
lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik.
Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
matematika realistik menggunakan masalah kontekstual (contextual problems)
sebagai titik tolak dalam belajar matematika.
Adapun
Karakteristik Pembelajaran Metematika Realistik
a)
Menggunakan
masalah kontekstual, Pembelajaran matematika diawali dengan masalah
kontekstual, sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya secara langsung. Masalah kontekstual
tidak hanya berfungsi sebagai sumber pematematikaan, tetapi juga sebagai sumber
untuk mengaplikasikan kembali matematika.
b)
Menggunakan
berbagai model, Istilah model berkaitan dengan model matematika yang dibangun
sendiri oleh siswa dalam mengaktualisasikan masalah kontekstual ke dalam bahasa
matematika, yang merupakan jembatan bagi siswa untuk membuat sendiri
model-model dari situasi nyata ke abstrak atau dari situasi informal ke formal.
c)
Kontribusi
siswa, Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan berbagai
strategi informal yang dapat mengarahkan pada pengkonstruksian berbagai
prosedur untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain, kontribusi yang besar
dalam proses pembelajaran diharapkan datang dari siswa, bukan dari guru.
Artinya semua pikiran atau pendapat siswa sangat diperhatikan dan dihargai.
d)
Interaktif,
Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan
perangkat pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam PMR.
e)
Keterkaitan,
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan, biasanya pembahasan suatu
topik (unit pelajaran) harus dieksplorasi untuk mendukung terjadinya proses
pembelajaran yang lebih bermakna.
Langkah-langkah di dalam proses
pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR, sebagai berikut.
1)
Langkah
pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami
masalah tersebut.
2)
Langkah
kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami masalah siswa
mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan
cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
3)
Langkah
ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individual
menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan
dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja,
siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan cara mereka sendiri.
4)
Langkah
keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu
dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban
masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang
mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
5)
Langkah
kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik
kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
Komentar
Posting Komentar